Sunday, 16 June 2013

Aku & Leokimia


Aku tak menyangka aku pernah berperang hebat dengan penyakit yang sangat mematikan. Awalnya gejala ringan. Hanya pusing serak tenggorokan, gampang cape/pegal dan mimisan. Saat itu aku berusia 11 tahun. Kelas 6 SD yang akan berjuang melawan soal Ujian Nasional.
Aku memang terbilang siswi yang aktif dalam organisasi atau kegiatan sekolah, selalu ingin jadi pengibar bendera atau petugas lainnya dalam upacara bendera, selalu ingin mengikuti setiap kegiatan pramuka. Dan saat itu salahnya aku mengikuti kegiatan perpisahan yang di gelar dan di susun sedemikian rupa dalam acara camp. Aku mengemas segala perlengkapanku, termasuk obat-obatan. Karena aku kadang suka kambuh.
Beberapa rangkaian acara dan kegiatan di akhir sekolah dasarku ini aku sangat antusias mengikutinya, bahkan aku menyiapkan vocalku dalam bernyanyi untuk terakhir kalinya kepada guru-guruku.
Tapi sayangnya.. saat acara perpisahan itu di gelar, tepatnya setelah Ujian Nasional. Aku tak bisa mengikutinya sama sekali, aku hanya bisa tertidur di ranjang yang beralaskan kain putih. Apalagi kalau bukan RUMAH SAKIT. Ya.. saat itu bulan  juni . Aku di larikan ke rumah sakit terdekat, karena kondisiku yang makin memburuk. Kakiku lemas dan tubuhku kurus sekali. Hingga akhirnya aku harus berkenalan selang infusan yang menyiksa kulit tanganku itu. Bagaimana bisa melarikan diri dari rumah sakit. Sementara dokter marah karena penyakit yang aku derita di biarkan begitu saja selama 1 bulan lebih.
Aku memang tak menyangka harus menyerahkan tubuhku ini ke dokter itu. Aku di rontgen bahkan check darah, tapi penyakit itu tetap tak bisa di temukan, tak lama setelah itu. Dokter mengulas masalaluku, penyakit yang pernah aku derita kelas 1SD dulu. Tyfus.. dokter memfonisku tyfus. Sebelumnya aku di fonis bronhitis oleh dokter lain sebelum aku do fonis tyfus oleh dokter rumah sakit itu.
Jenuh rasanya berada di rumah sakit itu, aku berusaha ingin menyembuhkan diri. Akupun diizinkan pulang setelah di rawat selama 1 minggu. Aku bahagia, karena aku sebentar lagi akan testing di salah satu SMP pilihanku “SMPN 3”. Namun sayang, saat testing akan aku hadapi, penyakitku kambuh, panas dan kaku. Digendongnya aku penuh rasa miris oleh ayahku. Karena aku tak bisa menggunakan kakiku untuk berjalan. Duduk di bangku saat mengerjakan soalpun harus memakai bantal yang tebal, ya saking kurusnya tubuhku.
Seusai testing, akupun di bawa ke salah satu rumah sakit untuk di periksa. Tepatnya bulan July saat itu. Dirumah sakit itulah aku merayakan ulang tahunku yang ke 11. Lagi-lagi dokter tak bisa menemukan penyakitku. Setelah 10 hari disana, akupun diperbolehkan pulang.
Tak lama aku dirawat di rumah, lagi-lagi demam itu datang, Ayah dan ibukupun membawa aku ke dokter spesialis yang di Bandung sangat terkenal. Lama mengantri, akhirnya akupun di periksa. Nampak teliti dokter itu memeriksaku, dan aku baca wajahnya. Ia memang tak sanggup untuk menangani penyakitku itu. Orangtuaku kebingungan, dan akhirnya dokterpun menyampaikan sesuatu. “check darah yang saya list, kemudian bawa secepatnya ke prof ****. saya telpon sekarang, jadi tak usah mengantri disana” ujar dokter terburu-buru. Aku tak mengerti apapun soal orangtua dan dokter bicarakan, yang jelas, aku harus memberikan banyak sample darahku lagi untuk di cari penyakit itu apa.
Sampailah kami di salah satu laboratorium darah. Ahh tak mengantri, jadi aku aku akan secepatnya dimasukan jarum dan di ambil darah. Lagi-lagi darah lagi-lagi darah -_- . Setelah di ambil sample, aku menunggu hasilnya di mobil. Setelah ada hasilnya banyak keganjalan yang terlihat disitu. Dimana Trombositku sangat stabil dan eritrositku sangat merosot jauh dari kestabilan, sementara ada satu darah yang melebihi normal. Aku dan kedua orangtuaku melesat secepatnya menuju tempat praktek profesor itu. Langsung masuk tanpa mengantri, ya, seperti yang dokter itu bilang, ia telah memesannya beberapa jam lalu untukku. Duduklah di kursi berhadapan dengan profesor itu, aku lihat sekelilingku memang luar biasa profesor ini banyak mendapatkan penghargaan dan piagam mulai dari perunggu,perak dan emas, bahkan sertifikat.  Mungkin profesor itu memang telah mempunyai nama di Indonesia bahkan hingga keluar negeri. Tapi aku baru mengetahuinya saat itu.
Hasil test darah dari laboratorium itupun di serahkan kepada profesor . aku tak di periksa sama sekali, dan akupun di bawa ke mobil. Kata ibuku “sabarnya, iqma teh kedah di rawat deui” . Rasa sedih dan menyesalku ada saat itu. Aku hanya bisa membebankan kedua orangtuaku, membuat mereka sedih karena kondisiku yang sangat tak bisa apa-apa.
Aku berbaring di ranjang rumah sakit mewah itu, Rumah sakit kristen yang berada di Bandung. Itu Bulan Agustus.. aku tak menyangka hidupku bergantung alat medis. Di rumah sakit, panasku turun dan saat semuanya di lepas aku kembali demam. Namun hari itu, aku benar-benar di perhatikan. Esok hari, profesor ahli darah itu datang, akan menanganiku dengan sungguh-sungguh. Beberapa sample di ambil namun belum ada laporan penyakit yang aku derita. Infusan lepas pasang, karena dalam tubuhku telah kering kehabisan darah. Kulitku memucat, gigiku merenggang, kakiku lumpuh seketika,pipikupun mengerut beserta mata, tubuhku tak sedikitpun benjolan perut gemuk, yang terlihat hanyalah benjolan tulang rusuk. Prof say “apabila penyakitku tak kungjung di temukan,maka harus di lakukan pengambilan sum-sum tulang belakang”. Berbagai do’a terlintas mengiringi aku dalam berobat di rumah sakit itu.
5 hari setelah di rawat profesor dokter itu menyimpulkan bahwa penyakitku diketemukan. Nama penyakitnya adalah SABE (SubAcute Bacterial Endocarditis Emedicine). Dimana dalam darah mengandung bakteri yang memakan sel darah merah di tubuh, sehingga sel darah putih menyebar banyak di dalam tubuh. Kata famillyarnya dih Gejala Leokimia. Dan menyimpulkan juga bahwa penyakitku berasal dari tular penyakit oranglain melalui suntikan. Mungkin saat aku di larikan ke rumah sakit pertama, aku di jadikan bahan mal praktek di sana, sehingga suntikan dan alat lainnya itu tidak steril.
Kami tertegun mendengar itu. Yang aku tau, Leokimia itu adalah bagian dari kanker yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa merenggut kematian. Di sodorkan dua pilihan yaitu cuci darah atau therapi oleh anti biotik. Akhirnya akupun di supply oleh antibiotik khusus “zyfox” aku masih mengingatknya. 10 hari aku di rawat beserta melawan kanker yang telah menyebar di punggungku aku bisa pulang dan hanya tinggal check up saja ke prof itu.
Lama-kelamaan aku berobat ke prof itu untuk menstabilkan leukosit,eritrosit. Biaya yang cukup mahal, dan aku merasa aku tak terlalu kurus dan perlahan bisa menggerakkan kakiku, aku memutuskan untuk berhenti check up dan masuk sekolah di smpn 3 yang telah menerimaku sebagai siswi baru dengan jurusan pertanian. Tapi  aku tak bisa bertahan lama di sekolah itu, penyakitkupun kembali kambuh, kakiku, tubuhku kembali seperti saat aku sakit. Kami pasrah, puluhan juta untuk menyingkirkan kanker ternyata tak menjamin. Mereka mengikhlaskanku apabila tuhan mengambil nyawaku saat itu. Namun ada bisik orang yang membawaku untuk berobat ke obat-obatan tradisional. Biaya yang lumayan mahal itu ternyata menyembuhkan penyakit kankerku itu, penyakit kankerku di cabut sampe akar oleh bapak pengobatan alternatif itu, aku menghentikan sekolahku dan akan masuk tahun depan tahun ajaran baru, meski saat itu aku mempunyai teman-teman yang sangat peduli terhadapku, aku harus tetap fokus untuk pengobatanku. 1 tahun aku berobat, berbagai jamu ramuan aku minum, aku konsumsi setiap detik,menit,jam, pagi,siang,malam. Aku bosan, dan lagi berhenti berobat. Ternyata benar aku benar-benar telah bebas dari kanker. Bahkan katanya aku sudah kebal kanker. Alhamdulillah sampai saat ini aku bisa bertahan hidup. Kesehatan itu sangat berarti. Juga hidup.. Hidup untuk sehat, dan sehat untuk sebuah kebahagiaan..
Buat teman-teman yang membaca atau teman-teman yang mengalami kanker lainnya, selalu semangat, nikmati hidup, dan lawan lawan lawan... Tepatkan pada satu titik dan tujuan bahwa di sana ada mimpi kalian. Semoga hidup kalian lebih baik setiap harinya. Jangan putus asa dan pantang menyerah..!!
*Fighting Kanker !!


No comments:

Post a Comment